Skip to main content

Seperti Ilmu Padi,Semakin berisi Semakin merunduk


Tahukah kalian Tanaman Padi? Pasti kalian semua tahu apa itu Tanaman Padi? Tanaman Padi adalah cikal bakal dari nasi yang menjadi makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Tanaman Padi adalah sebuah tanaman yang setelah dipanen akan diolah menjadi beras hingga akhirnya ditanak dan menjadi nasi yang biasa kita makan sehari -hari. Tanaman Padi ditanam di sepetak sawah yang digarap dan dipanen oleh seorang petani.  
Bagaimana dengan ilmu padi? Apakah kalian pernah mendengarnya? Isi dari Ilmu Padi adalah “Semakin Berisi, Semakin Merunduk”. Ilmu Padi itu diambil dari filosofi hidup tanaman padi. Tanaman Padi jika semakin berisi maka akan semakin merunduk karena semakin berat beban yang dipikulnya sehingga membuatnya tidak kuat menahannya dan semakin merunduk.

Ini adalah salah satu wujud dari perumpamaan bagi orang- orang yang berilmu, berpendidikan atau berpengalaman. Dalam hal ini maksud dari perumpamaan itu adalah semakin tinggi ilmu seseorang maka semestinya juga semakin arif dan bijak dalam tindakannya, tingkah lakunya, dan juga tutur katanya. Tidak seharusnya orang yang banyak ilmu, banyak pengalaman malah semakin sombong, angkuh, dan egois. Tidak seharusnya juga orang yang banyak ilmu, banyak pengalaman, justru memanfaatkan ilmu dan pengalamannya itu untuk menipu atau membohongi orang lain demi keuntungannya sendiri.  
Namun pada zaman sekarang ini, banyak orang yang sikapnya tidak merepresentasikan perumpamaan “Ilmu Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk”. Contohnya saja, ada beberapa orang yang berilmu yang sombong dengan ilmunya atau bahkan sampai meremehkan oranglain, padahal diluar sana banyak orang yang jauh lebih pintar darinya. Selain itu, banyak orang yang memanfaatkan ilmunya untuk hal- hal yang tidak dapat dibenarkan, contohnya: banyak pedagang yang memanfaatkan sebagian ilmunya untuk berbuat curang kepada pembelinya demi mendapatkan keuntungan yang lebih. Tidak jauh berbeda dengan beberapa pejabat dan wakil rakyat di luar sana. Banyak pejabat dan wakil rakyat yang berpendidikan tinggi yang justru memanfaatkan ilmu dan jabatannya untuk mencuri uang rakyat dikarenakan ketamakannya pada harta.  
Selain itu, ada juga orang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Contohnya adalah adanya korupsi pengadaan Al- qur’an oleh Kementerian Agama, beberapa waktu yang lalu. Bayangkan saja orang yang paham tentang ilmu agama justru melakukan tindakan korupsi, padahal dia tahu bahwa tindakan itu adalah tindakan yang tidak benar. Apalagi yang dia korupsi adalah dana pengadaan Al- qur’an, kitab sucinya sendiri. Hal- hal diatas membuat saya berpikiran bahwa akan lebih baik jika kita memiliki sedikit ilmu namun bisa memanfaatkannya secara benar, daripada memiliki banyak ilmu namun tidak kita amalkan dalam kehidupan sehari- hari atau kita gunakan untuk hal- hal yang tidak benar. 

Makna dari “Ilmu Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk” adalah semakin tinggi ilmu seseorang maka semestinya juga semakin arif dan bijak dalam tindakannya, tingkah lakunya, dan juga tutur katanya. Namun banyak orang yang tidak bertindak secara arif dan bijak dalam tindakannya. Banyak orang yang bertindak semaunya sendiri dan memanfaatkan ilmunya untuk hal- hal yang tidak benar. Sebagai seorang yang berilmu, sebaiknya perumpamaan “Ilmu Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk” kita terapkan dalam kehidupan kita sehari- hari agar bisa menjadi manusia yang lebih baik kedepannya. Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa.  

Comments

Popular posts from this blog

Rumus Volume Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun 3 dimensi atau bangun yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Rumus Volume Bangun Ruang Ada 3: Rumus volume prisma = luas alas x tinggi Rumus volume limas = 1/3 x luas alas x tinggi Rumus volume bola = 4/3 x phi x r 3 PENJELASAN Rumus volume prisma = luas alas x tinggi Prisma adalah bangun ruang yang memiliki bentuk tutup dan alas yang sama persis. Bentuk yang dapat digolongkan sebagai prisma antara lain kubus, balok, tabung, prisma segitiga, dan lain- lain. Misal rusuknya = 7 cm. Maka volumenya = (luas alas) x tinggi = (7 x 7) x 7 = 343 cm3. Misal sisi alas panjangnya 6 cm dan lebarnya 3 cm. sedangkan tinggi dari balok = 4 cm. Maka volumenya = (luas alas) x tinggi = (6 x 3) x 4 = 72 cm3. Misal r = 10 cm dan t = 12 cm. Maka volumenya = (luas alas) x tinggi = (3,14 x 10 x 10) x 12 = 3768 cm3. Misal sisi alasnya berbentuk segitiga siku- siku dengan a = 3 cm dan t = 4 cm. Sedangkan tinggi dari prisma sendiri adalah 7 cm. Maka volum

Paradoks Pembohong (Liar Paradox)

Paradoks Pembohong/ Kebohongan Apakah kalian pernah mendengar "paradoks pembohong" (liar paradox)?  (Kalian bisa melihat contohnya di Anime Ushinawareta Mirai wo Motomete/ Waremete/ In Search of the Lost Future, tepatnya pada Episode ke 5.) Ini merupakan salah satu teka-teki dan logika filsafat klasik di dunia. Beberapa orang sudah memberikan pemecahannya, namun kali ini saya akan mencoba mengemukakan pemecahan berdasarkan pemikiran dari kutipan link yang saya cantumkan dibawah.. Bagi yang belum memahami apa itu "paradoks pembohong" saya akan memaparkannya secara singkat dan sederhana. Terdapat seseorang pembohong yang seluruh perkataannya adalah kebohongan. Suatu kali ia mengatakan sesuatu seperti "aku pembohong". Permasalahannya adalah sebagai berikut. Bila pernyataan "aku pembohong" adalah benar, maka yang dikatakannya itu adalah bukan kebohongan. Dengan demikian pernyataan di atas, yakni "seluruh perkataannya adalah kebohongan" tida

Mengejar Mimpi Masing- Masing

[Sudut pandang Juno] Namaku adalah Juno. Aku adalah seorang penulis novel yang sedang naik daun yang dikenal sebagai Junichi Sensei. Saat aku kecil aku memiliki teman perempuan yang bernama Yuko. [Flashback Bagian 1: Pertemuan dengan Yuko] Saat kecil dulu aku sering bermain di sebuah taman bermain di dekat rumahku. Saat di taman aku sering melihatnya membaca buku sendirian. Bagiku dia nampak seperti tidak memiliki seorang teman sehingga hanya menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Karena aku merasa sedikit kasihan karena kupikir dia tidak memiliki seorang teman, aku pun mencoba untuk menyapanya dan mengajaknya bermain.  Awalnya dia menolaknya karena lebih menyukai membaca bukunya sendirian. Tapi, aku selalu mencoba untuk mengajaknya bermain hingga suatu hari entah bagaimana kami pun bisa berteman. Hari demi hari, kami pun semakin akrab hingga terlihat seperti teman dekat yang tak terpisahkan. Hari demi hari, kami selalu menghabiskan waktu kami di taman dengan bermain