Aku adalah Ferry. Entah kenapa aku
selalu mengalami kesialan. Seperti barang- barangku tak sengaja kurusakkan, catatanku
kuhilangkan dan lain sebagainya. Aku merasa aku selalu mengalami kesialan
terutama saat menggunakan tangan kananku. Selain itu aku juga pernah mengalami
sebuah kejadian. Dimana saat sebuah bola
mengarah padaku, aku mencoba menutupi diriku dengan tangan kananku dan tiba-
tiba bola itupun langsung rusak setelah terkena tangan kananku. Mungkin tangan
kananku memang sumber dari semua masalahku.
Suatu hari saat aku sedang
sendirian dirumah. Tiba- tiba ada seseorang yang jatuh ke lantai 2 rumahku.
Kebetulan kamarku ada di lantai 2 dan didepan kamarku terdapat teras yang tidak
terlalu luas. Dia jatuh di tempat itu.
Dia adalah seorang gadis yang
terlihat sedikit lebih muda dariku. Karena dia terlihat begitu lelah dan lapar,
aku pun mempersilahkannya masuk dan memberinya makan. Namanya adalah Ira. Kami
sempat berbincang- bincang sedikit sebelum akhirnya aku pergi kuliah dan dia
pun pergi hampir bersamaan saat aku berangkat.
Aku pulang sedikit malam hari ini
karena aku harus membantu temanku menyelesaikan tugasnya. Saat aku melewati
sebuah gang kosong, aku mendengar suara yang sepertinya tak asing bagiku. Saat
aku mengintipnya, aku sempat takut dan ingin kabur saat melihat Ira bertarung
dengan seseorang. Namun saat Ira sedang terpojok dan akan terkena serangan
orang itu, aku pun bergegas berlari dan menyelamatkannya.
Tanpa sadar aku melompat dan
berusaha menahan serangan orang itu dengan tangan kananku. Dan ternyata
serangan itu pun seketika hancur setelah terkena tanganku. Ira begitu keheranan
melihatnya begitu pula denganku. Aku berusaha mencari tempat bersembunyi sambil
menahan serangan- serangannya dengan tangan kananku.
Setelah hampir semua serangan yang
orang itu lancarkan telah kupatahkan, aku merasa kalau mungkin aku bisa
mengalahkannya. Setelah aku menyuruh Ira bersembunyi. Aku langsung berlari
menuju orang itu sambil menghalau semua serangan yang dia arahkan padaku.
Saat aku sudah didepannya aku
berusaha memukulnya sekuat tenaga dengan tangan kananku. Dia pun terpental jauh
kebelakang hingga menabrak beberapa rumah. Setelahnya dia pun segera bangkit
dan kabur. Tak lama setelahnya aku pun segera mengajak Ira ke rumahku.
Setelah sampai dirumah Ira
menanyakannya padaku, “Bagaimana bisa kamu memiliki kekuatan seperti itu. Kekuatan yang dimiliki tangan kananmu seperti
bisa meniadakan semua serangan dari orang itu.”. Aku pun menjelaskan semuanya
pada Ira. “Ternyata selama ini kecerobohanmu adalah karena tangan kananmu itu.
Tapi bagaimana bisa kamu tidak tahu bagaimana kamu mendapatkan kekuatan itu.”,
katanya.
Katanya kekuatan yang kumiliki
adalah kekuatan untuk menghancurkan apapun yang mengancam keselamatanku. Aku
bisa melakukannya dengan tangan kananku tapi aku harus mengorbankan semua
keberuntunganku dengan semua kesialan yang mungkin bisa kudapatkan. Katanya
kekuatan yang kumiliki ini termasuk kekuatan kegelapan. Kekuatan yang harusnya
hanya dimiliki oleh orang yang memiliki hati yang gelap dan jahat. Dia masih
tidak percaya bagaimana orang sebaik diriku bisa memiliki kekuatan seperti itu.
Dia kemudian menjelaskan tentang
kekuatan kegelapan dan kekuatan cahaya yang bagaikan ying dan yang. Dia
kemudian juga menjelaskan siapa dia sebenarnya dan kenapa orang tadi
mengejarnya. Dia adalah orang yang memiliki kekuatan raja iblis didalam
tubuhnya. Entah bagaimana caranya sewaktu dia kecil, orang orang dengan
kekuatan kegelapan memilihnya untuk menjadi wadah untuk kebangkitan raja iblis.
Beberapa orang dengan kekuatan
kegelapan mengincarnya untuk mendapatkan kekuatan itu. Sedangkan orang- orang
dengan kekuatan cahaya ingin menangkapnya untuk mencegah kebangkitan raja iblis
tersebut meski harus menggunakan cara apapun. Pada intinya, selama ini dia
hanya berlari dan bersembunyi seorang diri untuk menghindari orang- orang
tersebut.
Waktu itu, dia hanya singgah
sebentar dirumahku karena tidak mau melibatkan orang lain dalam masalahnya. Aku
merasa sedih mendengar ceritanya. Aku pun berkata kalau mulai saat ini aku akan
melindunginya. Dia sempat menolak karena tidak mau melibatkanku. Namun akhirnya
dia mau menerimanya.
Setelah memberikan penjelasan
kepada keluargaku, akhirnya mereka bisa menerima keberadaan Ira. Setelah itu,
hari demi hari kulalui dengan melawan setiap orang yang berusaha menangkap Ira.
Mereka semua adalah orang- orang dengan kekuatan kegelapan yang menginginkan
kekuatan yang dimiliki Ira. Untungnya dengan kekuatanku aku bisa selalu
melindunginya.
Namun aku sempat bertemu dengan
seseorang yang memiliki kekuatan kegelapan yang sangat kuat. Mungkin jauh lebih
kuat dariku. Dia bisa bertahan dari setiap serangan yang kulakukan dengan
sekuat tenaga dia bahkan sempat memotong tangan kananku dan akhirnya membawa
Ira pergi.
Aku ingin menyelamatkannya, namun
aku tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Aku gelisah dan tak tahu apa
harus kulakukan. Aku mencoba untuk menenangkan diriku di suatu tempat, namun
aku selalu teringat kenanganku saat bersamanya. Aku pun tersadar. “Kenapa aku
harus gelisah, yang harus aku lakukan hanyalah mengikuti kata hatiku!”, kataku
di dalam hatiku.
Mungkin terdengar sedikit nekat,
tapi pada akhirnya aku tetap melakukannya. Aku mencoba untuk mengambil Ira
kembali walaupun tanpa memiliki kekuatan apapun. Saat itu, orang yang menangkap
Ira sedang mencoba untuk menarik kekuatan raja iblis demi dirinya sendiri.
Untung saja, aku tiba tepat pada waktunya.
Dengan sedikit ilmu bela diri yang
kumiliki, aku mencoba untuk melawannya. Aku masih bisa menahan serangan-
serangan fisiknya dan mencoba menghindari serangan sihirnya. Namun kekuatan
sihirnya begitu kuat hingga membuatku babak belur.
Aku mulai kesulitan untuk berdiri.
Dia pun terlihat akan melancarkan serangan untuk mengakhiri pertarungan ini. Aku
sempat berfikir, aku mungkin akan kalah dan berakhir di sini. Namun jauh
dilubuk hatiku, aku tidak ingin kalah karena aku harus melindungi Ira.
Aku merasa kalau keinginanku itu
mulai mengalir ditubuhku dan berubah menjadi sebuah kekuatan. Saat musuhku
mengeluarkan sihirnya, tanpa kusadari aku mengangkat tangan kananku dan... Duarrrr!!!!
Serangan itu langsung meledak seketika setelah terkena tanganku. Kekuatanku
sepertinya telah kembali dan menjadi lebih kuat.
Tunggu dulu, sebelumnya aku telah
kehilangan tangan kananku dan dengan bersusah payah aku berhasil menahan
serangan- serangan fisiknya dengan tangan kiri dan kaki- kakiku. Lalu bagaimana
bisa tangan kananku tiba- tiba kembali. Sepertinya musuhku juga kebingungan
karenanya dan melancarkan serangan yang tak teratur.
Aku tidak tahu apa yang terjadi.
Tanpa memikirkannya, aku langsung maju dan menghalau serangan- serangannya.
Saat aku sudah dihadapannya, dia begitu ketakutan dan melancarkan serangan yang
kuat bertubi- tubi ke arahku. Serangan itu terlihat begitu menguras tenaganya.
Aku mencoba mengumpulkan serangan-
serangan itu dan mengembalikannya dengan tangan kananku dan ternyata berhasil.
Aku berhasil menghasilkan serangan yang sangat besar dan berhasil
mengalahkannya. Aku sempat terpikirkan untuk melakukannya sebelumnya. Dan
setelah aku mencobanya, tak kusangka kalau aku akan berhasil. Mungkin ini bisa
kujadikan variasi seranganku.
Setelahnya aku berhasil membawa
Ira ke rumahku dengan selamat. Hari- hari setelahnya, aku mulai melatih ilmu
bela diriku dan kekuatanku. Aku berhasil mengalahkan orang- orang yang ingin
menangkap Ira. Kupikir aku mulai bertambah kuat. Kupikir aku akan selalu bisa
melindunginya.
Hingga suatu hari, ada seseorang
dengan kekuatan cahaya yang berusaha untuk menangkapnya. Sebelum melawanku dia
mencoba untuk memperkenalkan dirinya.
“Namaku Riky. Aku datang untuk
mencegah kebangkitan raja iblis dan mengalahkannya selagi masih sempat. Aku
mohon ikutlah denganku, Nona Ira.”, kata orang itu.
“Aku tidak akan menyerahkan Ira
kepadamu. Kumohon pergilah dan jangan pernah kembali lagi”, kataku.
“Aku khawatir kalau aku tidak bisa
melakukannya”, dia pun langsung menyerang ke arahku. Untungnya aku berhasil menangkisnya.
“Oh, kemampuan itu. Tidak salah
lagi, pasti kau orang dengan kemampuan meniadakan serangan lawan yang banyak
dibicarakan itu. ”, katanya.
“Memangnya kenapa!”, aku langsung
menerjangnya. Dia bisa menangkisnya dengan mudah lalu mengunci tanganku.
“Kekuatan ini. Tidak salah lagi,
ini pasti kekuatan kegelapan. Bagaimana mungkin kau memilikinya? Oh iya,
kudengar tangan kananmu sempat terputus, lalu bagaimana mungkin ini bisa
kembali lagi?”, dia terus mengoceh sambil mengunci pergerakanku. Aku sempat
mempelajari banyak cara untuk melepaskan diri, namun tak ada yang berhasil
membuatku terlepas darinya.
“Orang sepertimu tak seharusnya
memiliki kekuatan yang menjadi perlambang kejahatan seperti ini. Ini pasti ulah
raja iblis. Tapi tenang saja, aku akan menghapuskan kekuatan ini demi
kebaikanmu”
“Apa yang kau katakan?
Hentikan!!”, sambil mencengkeram erat tanganku, dia seperti mengirimkan
kekuatannya kepadaku. Namun aku merasa kalau dia tidak sedang memberikan
kekuatannya untukku. Begitu dia melepaskanku, kekuatanku seperti menghilang.
Dia juga mencoba membuktikannya dengan memberikan serangan kecil ke tangan
kananku dan tanganku pun terluka karenanya.
“Apa yang kau lakukan? Kembalikan
kekuatanku!”, kataku.
Saat Ira mencoba lari, orang itu
pun menidurkannya dan membawanya.
Sebelum pergi dia berkata,
“Kekuatan itu bukan milikmu tapi milik raja iblis. Dia sedang memanfaatkanmu.
Dengan memberimu kekuatannya, dia bisa terhubung denganmu dan mengambil energi
positif darimu. Dengan energi positif darimu dan kekuatan kegelapan yang dia
miliki, dia akan memiliki yin dan yang. Keseimbangan kekuatan yang
membuatnya takkan terkalahkan.”
Setelah berbalik badan dia
berkata, ”Jika kau ingin melawanku, lawanlah aku dengan kekuatanmu sendiri.
Kekuatan cahaya, aku yakin kau pasti memilikinya”. Dia pun pergi setelahnya.
Aku ingin menyelamatkan Ira, namun
aku begitu syok saat mengetahui kalau selama ini aku hanya dimanfaatkan oleh
raja iblis.
Aku sudah tidak punya kekuatan
lagi. Aku juga tidak tahu kemana orang itu membawa Ira. Sambil gelisah, aku
mencoba mencarinya hingga ke sudut- sudut kota. Hingga akhirnya, karena
kelelahan aku pun tertidur. Didalam mimpiku, aku didatangi oleh seseorang.
“Apa kamu membutuhkan kekuatan”,
katanya.
“Siapa kamu? Apa yang kamu
inginkan?”, kataku.
“Rasanya sudah cukup lama sekali
ya? Apa kamu melupakanku? Akulah, orang yang telah memberimu kekuatan selama
ini”.
“Kamu? Mungkinkah kamu raja iblis?
Bukankah kamu sudah disegel dalam diri Ira?”
“Ya, jiwaku dan sebagian besar
kekuatanku memang telah disegel dalam diri gadis itu? Tapi sebagian kekuatanku
kukirim ke sini untuk membantumu. Bukankah kau ingin menyelamatkannya? Aku
masih memiliki kekuatan tangan kiri yang jauh lebih besar dari kekuatan tangan
kananku. Tentu saja dengan resiko yang lebih besar, jika kamu menginginkannya”
“Kamu hanya memanfaatkanku dengan
mengambil keuntungan dariku bukan?”
“Tentu saja aku akan mengambil
keuntungan darimu. Tidak mungkin aku membantumu begitu saja tanpa adanya timbal
balik yang setara.”
“Kalau begitu, aku tidak
membutuhkan kekuatanmu. Aku akan melawannya dengan kekuatanku sendiri”
“Hoi, hoi. Apa aku tidak salah
dengar? Kekuatan yang selalu kamu gunakan hingga saat ini adalah kekuatanku.
Kamu tidak memiliki kekuatan apapun. Saat ini temanmu dalam bahaya. Apa kamu
yakin tidak memerlukan kekuatanku?”
“Aku tidak peduli. Aku akan
menyelamatkan Ira dengan kekuatanku sendiri. Aku tidak mau kamu bodohi lagi”,
kataku dengan penuh keseriusan.
“Dasar bodoh, kamu mungkin akan
menyesali pilihan yang kamu buat ini”, jawabnya dengan wajah yang kesal.
Tak lama setelahnya, aku pun
terbangun. Aku langsung melanjutkan pencarianku. Akhirnya aku menemukan Ira.
Saat ini, kedua tangannya seperti sedang diikat ke dinding oleh sebuah cahaya
dan orang yang menculiknya terlihat seperti sedang mengarahkan cahaya ke arah
Ira, dan Ira terlihat sedang kesakitan. Aku mencoba masuk, dan berhasil. Dia
langsung berhenti mengarahkan cahaya ke Ira dan langsung menyerangku.
“Apa yang sedang kau lakukan? Apa
kau mencoba membunuhnya?”, teriakku dengan keras.
“Itu skenario terburuk jika
kekuatan raja iblisnya sudah terlalu kuat. Aku hanya mencoba menyerap kekuatan
iblisnya dan menyegelnya”, katanya.
Aku langsung menyerangnya sekuat
tenaga. Entah apa yang ada dipikirannya, dia hanya menangkis dan sesekali
membalas seranganku dengan tangan dan kakinya. Padahal dengan kekuatan yang dia
miliki harusnya dia bisa mengalahkanku dengan lebih mudah.
“Apa hanya itu kekuatan yang kau
miliki? Jika kau ingin menyerang, pusatkanlah kekuatanmu di tangan atau di
kakimu lalu seranglah sekuat tenaga”, katanya.
“Apa dia mencoba membantuku? Atau
dia mencoba mempermainkanku? Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi kurasa
tak ada salahnya untuk mencobanya”, pikirku dalam hatiku.
Aku pun mencoba memusatkan
kekuatanku ditanganku dan memukulnya dengan sekuat tenaga. Aku juga mencoba
melakukan hal yang sama dengan kakiku. Namun sepertinya dia masih bisa
mengatasinya. Karena kurasa pukulan dan tendanganku masih belum cukup kuat, aku
pun berusaha memusatkan lebih banyak kekuatan dan melakukannya lebih kuat lagi
dan lebih kuat lagi.
Hingga akhirnya begitu aku
melihatnya mulai terpojok, aku melompat secepat mungkin ke arahnya dan
memukulnya sekuat tenaga. Buam!!!
Dia memang berhasil menghindarinya namun aku begitu kaget melihat kekuatanku.
Tanpa sengaja aku melancarkan sebuah serangan yang sangat dahsyat seperti
sebuah bom yang mampu menghancurkan sebuah tembok. Meskipun dia berhasil
menghindarinya sekalipun, dia sempat terpental karena seranganku. Apakah aku
berhasil membangkitkan kekuatan cahaya dalam diriku?
“Selamat, setidaknya kau telah
membangkitkan kekuatan cahaya dalam dirimu”, katanya.
“Tapi bagaimana? Bukankah selama
ini aku terus menggunakan kekuatan kegelapan? Jangan- jangan ini semua adalah
rencanamu?”, kataku.
“Aku hanya berpikir dengan niat
tulusmu untuk mati- matian melindungi seorang gadis kurasa kau bisa
membangkitkannya. Dan ternyata tebakanku benar”, katanya.
Dia sempat terhenti sejenak
sebelum melanjutkan pembicaraannya.
“Hanya ada tiga cara untuk
menyelamatkan Ira.
Pertama, dia harus membangkitkan
kekuatan cahayanya dan mendorong keluar raja iblis sebelum dia benar- benar
bangkit.
Kedua, seperti yang kulakukan
tadi, seseorang harus menyerap energi raja iblis dari luar. Namun semakin kuat
raja iblis akan semakin sulit untuk menyerap energinya sampai habis. Ini mungkin
akan membahayakan nyawa Ira.
Ketiga, yaitu dengan membunuh Ira.
Dengan begitu raja iblis tak akan bisa mengumpulkan kekuatannya lagi dan tak
akan bisa bangkit. Kecuali jika ada yang memindahkannya ke wadah yang lainnya.”,
katanya.
“Setidaknya hanya itu yang aku
tahu. Aku mencoba menghindari cara ketiga dan mencoba cara kedua. Tapi
bagaimana denganmu?”, sambungnya.
“Begitu ya, kalau begitu serahkan
padaku.”, kataku.
Aku mencoba memanggil Ira, “Ira,
apa kau mendengarku? ini aku Ferry”.
Sambil setengah tersadar, Ira
mencoba menjawab perkataanku. Aku pun mendekat kepadanya.
“Ferry, apa itu kamu?”, katanya
dengan suara lirih.
“Ira, kamu harus membangkitkan
kekuatan cahayamu dan mendorong keluar raja iblis.”, kataku
“Apa aku bisa melakukannya?”, katanya.
“Ira percayalah padaku, kamu pasti
bisa. Selama ini aku sudah bekerja keras untuk melindungimu. Sekarang saatnya
bagimu untuk menyelamatkan dirimu sendiri.”, kataku.
“Baiklah, akan kucoba”, katanya.
“Dengarkan aku, kamu harus
fokuskan seluruh kekuatanmu di satu titik dimana kekuatan kegelapanmu
berkumpul. Lalu coba doronglah keluar kekuatan kegelapan yang ada pada dirimu.
Kamu ingin bebas dari semua ini bukan. Kamu ingin hidup seperti gadis pada
umumnya bukan. Kalau begitu tunjukkan padaku seberapa besar keinginanmu untuk
mewujudkannya.”, kataku.
Lalu Ira pun mencoba melakukan
yang kuperintahkan. Mungkin ini terkesan sedikit memaksa, tapi aku ingin
percaya kalau Ira bisa melakukannya. Ya, aku percaya dia pasti bisa.
“Hei, apa menurutmu semua ini akan
berhasil? Membangkitkan kekuatan cahaya bagi orang yang selama ini memiliki
kekuatan raja iblis dalam tubuhnya itu sangat sulit. Belum ada yang bisa
melakukannya.”, kata Riky.
“Sudah ada yang bisa melakukannya.
Bukankah aku sudah melakukannya?”, kataku.
“Tapi dia berbeda. Kamu hanya
memiliki kekuatan itu disalah satu tanganmu, sedangkan dia memiliki inti dari
kekuatan raja iblis itu sendiri. Akan jauh lebih sulit untuk membangkitkan
kekuatan cahayanya.”, kata Riky.
“Meskipun begitu, aku ingin
percaya kalau dia bisa melakukannya”, kataku.
Aku pun sempat berteriak beberapa
kali untuk menyemangatinya. Aku ingin memberitahunya kalau dia tidak sendirian.
Aku juga ingin memberitahunya kalau aku percaya kalau dia bisa melakukannya. Hingga
akhirnya, cahaya pun mulai keluar dari tubuhnya.
“Aku hampir tidak percaya ini, dia
benar- benar membangkitkannya”, kata Riky yang sempat kaget melihatnya.
Tak lama setelahnya, sesuatu yang
gelap mulai keluar dari tubuhnya.
“Kekuatan kegelapan milik raja
iblis mulai keluar. Tapi sepertinya dia masih kesulitan untuk mengeluarkan
kekuatan raja iblis tersebut. Kekuatan kegelapan yang keluar masih terlalu
sedikit”, kata Riky.
“Kalau begitu bagaimana kalau
memberinya kekuatanku”, kataku.
“Iya, tidak apa- apa. Aku akan
mengambil wadah untuk menyegel kekuatan raja iblis”, kata Riky.
Akhirnya kami berjuang bersama
dengan Ira untuk mengeluarkan kekuatan raja iblis. Setelah sekian lama, inti dari
kekuatan raja iblis pun berhasil dikeluarkan. Raja iblis sempat berusaha
melawan, namun Riky berhasil bertahan dan menyegelnya. Akhirnya misi kami pun
berhasil.
Kami semua pun kelelahan setelah
berjuang cukup lama bersama- sama. Bahkan Ira sempat pingsan, namun kata Riky
dia hanya kelelahan.
“Hei, aku tidak tahu apa lagi yang
bisa kulakukan selain berterima kasih. Kamu sudah menyelamatkanku dari kekuatan
raja iblis dan juga membangkitkan kekuatan cahayaku. Kamu juga sudah membantuku
menyelamatkan Ira”, kataku.
“Aku hanya melakukan sedikit hal
yang bisa kulakukan. Sisanya adalah hasil dari tekadmu sendiri dan juga
kepercayaan kalian satu sama lain. Aku bisa melihatnya, tekad dan rasa saling
percaya dalam diri kalian berdua sungguh hebat.”, kata Riky.
“Walaupun begitu, aku tetap
berterima kasih”, kataku.
“Iya, terima kasih kembali kalau
begitu. Masih ada hal yang harus kulakukan. Kamu pun masih harus membawanya
pulang bukan? Apa kamu butuh bantuan?”, kata Riky.
“Tidak, kurasa aku tidak
memerlukan bantuan. Aku bisa menggendongnya di punggungku”, kataku.
Aku pun menggendong Ira di
punggungku dan membawanya pulang. Sebelum pulang, aku mengucapkan sampai jumpa
pada Riky.
“Sampai jumpa”, kataku.
“Iya, sampai jumpa lagi”, kata
Riky.
Akhirnya, aku dan Ira pun bisa
menjalani hidup dengan damai seperti orang- orang pada umumnya. Tanpa
sepengetahuanku, orangtuaku pun mulai bisa menerima Ira dan bahkan ingin
menjadikannya anak angkat. Kami harus menjalani proses yang cukup panjang, agar
Ira bisa menjadi bagian dari keluargaku. Tapi setelah proses yang cukup lama,
akhirnya Ira bisa menjadi bagian dari keluarga kami dan kami bisa menjalani
kehidupan yang damai seperti orang- orang pada umumnya.
TAMAT
Comments
Post a Comment